B. Indonesia

Pertanyaan

amanat cerpen wajah di lidah api

1 Jawaban

  • ADA yang aneh di rumah itu. Bukan di dalam, tapi di luar. Di pekarangan. Semula Rhien tak menyadarinya. Ia sangat gembira memiliki rumah sendiri, setelah bertahun-tahun ngontrak. Bulan lalu ayah suaminya meninggal dunia, menyusul sang istri yang berpulang lebih dahulu. Sebagai satu-satunya keturunan, Andri mewarisi rumah milik orang tuanya. Hari ini ia mengajak istrinya menempati kediaman baru mereka. Saat tiba di depan rumah dan melihat pekarangan rumah yang cukup luas, Rhien berkhayal betapa bahagianya bila anak-anak mereka bermain di tempat itu. Hal yang belum terwujud walau pernikahan keduanya telah berusia 8 tahun.

    Rhien bertemu dengan Andri saat ia sedang bertugas. Lelaki yang lebih tua 7 tahun darinya itu begitu menawan serta pandai bicara, membuatnya mabuk kepayang. Rhien terpikat dan tanpa ragu mengangguk ketika Andri melamarnya hanya dua bulan setelah berkenalan. Kabar tersebut membuat orang tua si pemuda kecewa dan gusar. Gadis yang menghidupi dirinya dan ibunya yang sudah menjanda dengan bekerja sebagai SPG bukan perempuan ideal untuk jadi istri putra tunggal mereka. Akhirnya suami-istri itu menyerah dengan kekeraskepalaan sang anak, seetngah hati menyetujui sebuah pernikahan.

    Selama berumah tangga dengan Andri, hanya kali itu Rhien bertemu mertuanya. Beberapa hari usai resepsi, Andri berkata ayah-ibunya tak bersedia bertemu Rhien lagi. Keduanya melarang sang putra membawa istri bila berkunjung ke rumah mereka. Tanpa pernah menanyakan alasannya, Rhien membiarkan Andri mengunjungi orang tuanya setiap hari Minggu. Terkadang ia bertanya-tanya dalam hati, apakah rahim yang tak kunjung terisi disebabkan oleh restu yang tak sepenuhnya ia dapat?

    Pernikahan mereka tidak selalu mulus. Beberapa kali Rhien memergoki suaminya bermain mata dengan wanita lain. Pertama kali terjadi, ia begitu terpukul. Wanita tersebut merasa hidupnya hancur dan berakhir. Ia pergi ke rumah ibunya, menginap di sana beberapa hari, sampai akhirnya sadar tindakannya hanya merugikan diri sendiri. Rhien pulang. Saat hal yang sama berulang, hati Rhien membeku. Tidak ada lagi air mata. Ia berusaha menerima kenyataan sambil menghibur diri dengan fakta bahwa walau suaminya meniduri perempuan lain di luar, pada akhirnya laki-laki itu kembali juga padanya.

    ***

    Rhien duduk di sebelah Nila. Deretan kursi yang ada kosong, hanya mereka berdua di ruang tunggu. Wanita itu gelisah, telapak tangannya berkeringat. Berkali-kali matanya menatap pintu di depan mereka yang tertutup.

    ”Tidak seharusnya kita di sini,“ gumamnya resah.

    ”Kamu ingin tahu arti mimpimu, kan?“ balas Nila, ”Nah, dia orang yang tepat. Sudah tenang saja.”

    Rhien tak menjawab. Ia berpaling ke jendela, memandang langit berawan kelabu pertanda akan turun hujan.

    Akhir-akhir ini sebuah mimpi kerap mengusik tidur Rhien. Mimpi buruk yang membuatnya terbangun mendadak dengan jantung berdebar. Sekali dua diabaikannya, menganggap bukan hal penting. Ketika mimpi tersebut terulang bulan-bulan berikutnya, Rhien ketakutan. Ia menceritakan pada Nila yang lalu menyarankannya menemui seseorang yang bisa membantu. Setelah beberapa hari berpikir, Rhien mengikuti saran Nila dan meminta wanita itu menemaninya.

    Sesaat kemudian pintu terbuka. Dua orang melangkah keluar, menutup pintu dan melintas di depan kedua wanita tersebut. Rhien masih ragu, belum beranjak dari kursi. Nila menarik tangan sahabatnya, memaksanya berdiri.

    ”Ayo,“ ajaknya tegas.

    Rhien mengikuti langkah Nila memasuki ruangan di balik pintu. Seorang pria di belakang meja menyilakan mereka kemudian memandang kedua wanita yang duduk di depannya dengan ramah.




    maaf kalau salah

Pertanyaan Lainnya